Proses, semua memang butuh proses. Dan halangan itu
adalah temannya, rintangan adalah kawannya, ujian adalah tantangannya.
Belum selesai hujan di mata aku, belum pulih benar
hati aku yang jatuh. Harus ada lagi senyum palsu dari dalam diriku, membohongi
kabar yang menanyakanku keluargaku. Pagi ini, tepat Idul Adha ibuku jatuh
tersungkur dengan sesak nafasnya, padahal baru saja aku tiba di Bekasi semalam.
Aku panik, aku panggil tetanggaku yang aku pikir mampu mengatasi ibuku, air
mataku sudah mengalir deras melihat ibuku seperti itu, sepertinya memang sakit
sekali yang dirasakan.
Ya, akhirnya adikku memanggil Bapak yang lagi kerja
bakti di Mushola sebagai panitia Qurban. Langsung setibanya membawa ibu ke
rumah sakit Citra Harapan melalui gerbong IGD. Ya Allah berat sekali rasanya menerima
kenyataan ini, aku hanya bisa berdoa sepanjang perjalanan menemani Bapak yang
mengemudikan mobil sodaraku...sungguh ini ujian terberatku selama menjadi mahasiswa,
dan mungkin memang ini adalah ujian dari Allah yang akan membuatku banyak
belajar. Banyak sekali.
Setibanya dirumah sakit aku lari mengurus
Administrasi, adikku, bapak, tetangga dan sodaraku ikut melarikan ibuku ke IGD
depan. Ahh bodo amatlah aku menulis segala syarat dengan acak acakan (yang
penting bisa dibaca, itu pikirku). Tanganku sudah gemetar. Aku menahan tangisku
karena malu dihadapan banyak orang.
Tidak ada yang tahu kapan kita sakit memang, padahal
tadi kami sekeluarga sehat dan Alhamdulillah tidak ketinggalan solat Idul Adha,
aku ingat jelas tadi panikku seperti apa. Aku juga gak nyangka ibu bisa seperti
itu padahal sebelumnya tidak pernah, dan yang paling membuatku kaget mengapa
ibu sakit saat aku berada dirumah? Bahkan baru sampai semalam?. Dia memanggil
namaku minta tolong...sungguh aku tidak bisa mengekspresikan apapun selain
menangis dan menjerit memanggil adikku yang dikamar. Aku juga gak nyangka
adikku kuat gendong ibu, mungkin spontan gitu dia. Untungnya memang aku pas ada
dirumah dan aku tahu, kalo enggak...aku gak tau gimana ibu kalo mengandalkan
dedek yang dikamar aja pake earphonenya.
Selama menunggu ibu, aku berbicara dengan bapak, aku
berbicara dengan dedek. Aku sadar aku jauh dari mereka, aku ingin sekali tolong
jaga ibuku...ceritakan padaku apa yang salah dari ibu. Aku juga seperti bangun
dari tidurku, mungkin selama ini aku terlalu asyik dengan kesibukkanku, bodoh
sekali aku, hina sekali aku, aku benar benar tersadarkan oleh kejadian ini.
Mungkin aku juga bukan orang yang baik tapi disini
aku berperan, anak macam apa aku. Aku anak pertaama yang tidak tahu apa-apa, aku
kakak yang tidak bisa membimbing adiknya, aku merasa rendah sekali. Aku hanya
bisa berdoa untuk yang jauh dariku, aku ingin terus memperbaiki diriku.
Ya Allah semoga aku dan adikku bisa menjadi anak
yang soleh dan solehah sehingga bisa menambah amal bapak dan ibukku serta
menyelamatkan mereka dari api neraka.
Beruntung sekali teman temanku yang saat ini bisa
terus bersama dengan orangtua, jaga mereka terus doain mereka, karena ridhonya
Allah adalah ridhonya orangtua, murka Nya Allah adalah murka nya orangtua.
Kalian hebat kalau kalian juga akur sama adek kalian, gak kaya aku... kalo
ketemu yaaa berantem, rebutan remot tipi, rebutan makanan, segalanya rebutan
lah... ngomongnya juga elu gue gitu. Padahal aku gak pernah ngomong gitu, yaa
itu ke dedek doang. Emang kita saling kurangajar lah, itu bocah delcont bbm aku
coba (kakak kandungnya iniiii di delcont) kurang kesel apa coba gueeeeh? -___- tapi aku juga terpesona gitu ama dia, temen
line nya Cuma 8 dan termasuk aku. Mungkin emang bbm itu untuk temen temennya
aja. Ahahaha.
Balik Soal yang pagi tadi... Aku gamau kejadian ini
ada lagi, aku gamau lihat ibu masuk IGD lagi, bapak, dedek, semua orang orang
yang aku sayang semoga terus dalam lindungan Allah. Aku tau Allah mengujiku, ya
Dia sedang memelukku lebih erat, Dia memberikanku rasa sakit yang bertubi-tubi
begitu dalamnya. Sehingga aku harap semua rasa sakit itu bisa menjadi penawar
semua dosaku.
Ajari aku memahami arti segala rintangan ini, ajari
aku berproses sehingga aku bisa meleleh dengan segala Ketetapan dari Nya.
No comments:
Post a Comment