-->

Wednesday, September 30, 2015

Menggapai target pesan '2016' part 5

Proses, semua memang butuh proses. Dan halangan itu adalah temannya, rintangan adalah kawannya, ujian adalah tantangannya.

Belum selesai hujan di mata aku, belum pulih benar hati aku yang jatuh. Harus ada lagi senyum palsu dari dalam diriku, membohongi kabar yang menanyakanku keluargaku. Pagi ini, tepat Idul Adha ibuku jatuh tersungkur dengan sesak nafasnya, padahal baru saja aku tiba di Bekasi semalam. Aku panik, aku panggil tetanggaku yang aku pikir mampu mengatasi ibuku, air mataku sudah mengalir deras melihat ibuku seperti itu, sepertinya memang sakit sekali yang dirasakan.

Ya, akhirnya adikku memanggil Bapak yang lagi kerja bakti di Mushola sebagai panitia Qurban. Langsung setibanya membawa ibu ke rumah sakit Citra Harapan melalui gerbong IGD. Ya Allah berat sekali rasanya menerima kenyataan ini, aku hanya bisa berdoa sepanjang perjalanan menemani Bapak yang mengemudikan mobil sodaraku...sungguh ini ujian terberatku selama menjadi mahasiswa, dan mungkin memang ini adalah ujian dari Allah yang akan membuatku banyak belajar. Banyak sekali.

Setibanya dirumah sakit aku lari mengurus Administrasi, adikku, bapak, tetangga dan sodaraku ikut melarikan ibuku ke IGD depan. Ahh bodo amatlah aku menulis segala syarat dengan acak acakan (yang penting bisa dibaca, itu pikirku). Tanganku sudah gemetar. Aku menahan tangisku karena malu dihadapan banyak orang.

Tidak ada yang tahu kapan kita sakit memang, padahal tadi kami sekeluarga sehat dan Alhamdulillah tidak ketinggalan solat Idul Adha, aku ingat jelas tadi panikku seperti apa. Aku juga gak nyangka ibu bisa seperti itu padahal sebelumnya tidak pernah, dan yang paling membuatku kaget mengapa ibu sakit saat aku berada dirumah? Bahkan baru sampai semalam?. Dia memanggil namaku minta tolong...sungguh aku tidak bisa mengekspresikan apapun selain menangis dan menjerit memanggil adikku yang dikamar. Aku juga gak nyangka adikku kuat gendong ibu, mungkin spontan gitu dia. Untungnya memang aku pas ada dirumah dan aku tahu, kalo enggak...aku gak tau gimana ibu kalo mengandalkan dedek yang dikamar aja pake earphonenya.

Selama menunggu ibu, aku berbicara dengan bapak, aku berbicara dengan dedek. Aku sadar aku jauh dari mereka, aku ingin sekali tolong jaga ibuku...ceritakan padaku apa yang salah dari ibu. Aku juga seperti bangun dari tidurku, mungkin selama ini aku terlalu asyik dengan kesibukkanku, bodoh sekali aku, hina sekali aku, aku benar benar tersadarkan oleh kejadian ini.

Mungkin aku juga bukan orang yang baik tapi disini aku berperan, anak macam apa aku. Aku anak pertaama yang tidak tahu apa-apa, aku kakak yang tidak bisa membimbing adiknya, aku merasa rendah sekali. Aku hanya bisa berdoa untuk yang jauh dariku, aku ingin terus memperbaiki diriku.

Ya Allah semoga aku dan adikku bisa menjadi anak yang soleh dan solehah sehingga bisa menambah amal bapak dan ibukku serta menyelamatkan mereka dari api neraka.

Beruntung sekali teman temanku yang saat ini bisa terus bersama dengan orangtua, jaga mereka terus doain mereka, karena ridhonya Allah adalah ridhonya orangtua, murka Nya Allah adalah murka nya orangtua. Kalian hebat kalau kalian juga akur sama adek kalian, gak kaya aku... kalo ketemu yaaa berantem, rebutan remot tipi, rebutan makanan, segalanya rebutan lah... ngomongnya juga elu gue gitu. Padahal aku gak pernah ngomong gitu, yaa itu ke dedek doang. Emang kita saling kurangajar lah, itu bocah delcont bbm aku coba (kakak kandungnya iniiii di delcont) kurang kesel apa coba gueeeeh? -___-  tapi aku juga terpesona gitu ama dia, temen line nya Cuma 8 dan termasuk aku. Mungkin emang bbm itu untuk temen temennya aja. Ahahaha.

Balik Soal yang pagi tadi... Aku gamau kejadian ini ada lagi, aku gamau lihat ibu masuk IGD lagi, bapak, dedek, semua orang orang yang aku sayang semoga terus dalam lindungan Allah. Aku tau Allah mengujiku, ya Dia sedang memelukku lebih erat, Dia memberikanku rasa sakit yang bertubi-tubi begitu dalamnya. Sehingga aku harap semua rasa sakit itu bisa menjadi penawar semua dosaku.


Ajari aku memahami arti segala rintangan ini, ajari aku berproses sehingga aku bisa meleleh dengan segala Ketetapan dari Nya.

No comments:

Post a Comment