-->

Thursday, April 4, 2013

Berasku, mengapa harus impor?

Beras, mungkin nama ini sudah tak asing lagi di telinga kita  warga Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah petani, tentu saja karena makanan ini merupakan bahan pokok dalam kehidupan sehari-hari yang setelah dimasak kita kenal dengan nasi, saya pun rasanya kurang lengkap apabila makan lauk tanpa nasi, sebelum nya pengartian beras itu sendiri adalah padi berwarna kuning kecoklatan yang diambil bulir padi nya (gabah) dan dipisah sekam nya, fisik dari beras berupa butiran kecil berwarna putih dan keras, warga Indonesia menjadikan beras ini sebagai makanan pokoknya karena kandungan beras yang sangat bermanfaat misalnya bagian terbesar dari beras didominasi oleh pati, selain itu beras juga mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral serta air.
Selain itu warna beras yang beragam memiliki manfaat tersendiri diantaranya beras merah yang dipercaya oleh banyak orang memiliki khasiat sebagai obat, lalu beras ketan yang sering kita jumpai pada kue-kue, serta beras putih yang kita gunakan untuk makanan kita sehari hari (nasi putih), bicara tentang nasi putih setelah beras diolah atau seperti yang sering dimasak oleh ibu kita maka fisiknya tidak lagi keras, tapi lembut dan membuat kita kenyang apabila kita memakan nya, serta unggul sebagai sumber tenaga utama yang cepat karena mudah diserap oleh tubuh kita dan kecilnya kandungan lemak jenuh, kolesterol dan sodium bahkan tidak ada sama sekali, Nasi putih juga merupakan sumber yang baik untuk zat mangan, oleh karenanya tanpa kita sadari beras / nasi ini posisinya di nomer satukan dibanding jenis makanan lainnya dan tak heran banyak olahan makanan yang bahan dasarnya adalah beras.
            Namun, Mengapa Berasku harus impor? Inilah yang banyak dipertanyakan oleh kita yang dikenal Negara agraris dan mayoritas penduduknya adalah petani. Saya saja cukup miris mendengarnya, memang tak bisa di pungkiri negaraku ini butuh pasokan bahan pangan yang besar, mungkin sampai detik ini kita akan mengandalkan Negara Negara tetangga di bidang pangan, namun kita juga harus melihat kedepannya apakah harus tahun mendatang dan seterusnya kita meminta hasil pertanian Negara lain? Tentu saja hal ini tidak boleh, Keadaan ini harus dirubah, harus sekali dan tentu saja saya akan mendukung nya saya tak ingin tinggal diam untuk Negara ini, saya sangat berharap saya dan mahasiswa lain yang ahli di bidang pertanian khusus nya pangan akan memiliki inovasi agar suatu saat nanti kita bisa makan produk dalam negeri ini atau bahkan mengekspornya, pasti kita sangat bangga bukan? Selain kami para mahasiswa yang diharapkan akan mempermaju Pertanian-Pangan Indonesia pastinya juga harus ada dukungan pemerintah untuk petani kita yang berjasa seperti peringatan agar tidak membuat gedung perkantoran di area persawahan setidaknya mengurangi setiap tahunnya agar petani kita pun bisa terus menghasilkan produk pangan yang banyak dan unggul.
Dan inilah yang saya ketahui pengimpor beras untuk Indonesia diantaranya Thailand, Vietnam dan India, dimana Vietnam menyanggupi impor paling besar yakni hingga 1,5 juta ton, sedangkan Thailand 1 juta ton dan india hingga 500 juta ton saja, namun belakangan ini juga Myanmar turut memasok beras ke Indonesia, Cukup banyak bukan? Padahal kenyataannya Indonesia pernah menjadi penghasil padi terbesar ke-3 dunia pada tahun 2005 lalu setelah China dan India.
            Tak bisa lari dari kenyataan, mungkin dikarenakan tingkat kependudukan Indonesia yang padat serta konsumsi beras yang semakin tinggi mengakibatkan kebutuhan beras Indonesia menjadi tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan produksi dalam negeri dan memaksa negeri ini meminta impor beras dari Negara lain. Faktanya tahun lalu saja Indonesia mengimpor setidaknya 1,7 juta ton beras dari Negara lain, ini terjadi karena tahun lalu panen padi mengalami penurunan hingga 40% dan kabar yang saya ketahui pemerintah pada tahun ini berupaya meningkatkan panen dengan memperhatikan benih, tanah, pupuk serta pembasmi hama dan pemerintah terus memantau perkembangan kondisi pangan khususnya beras untuk menentukan keputusan antara perlu atau tidaknya Indonesia melakukan impor beras, semoga akan ada perubahan untuk Indonesia ini, mungkin saja pemerintah yang akan merubahnya dan yang akan memajukan nya adalah mahasiswa pertanian Indonesia.

FIKA PUSPITA
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN 2012

No comments:

Post a Comment