LAPORAN KIMIA DASAR II
ACARA 7
UJI KUALITATIF
LIPID
Oleh :
Fika Puspita
(A1M012001)
Rombongan 1
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai
mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak
jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk
padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama.
Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
(Hart, 1987)
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan
besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam
pelarut organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya
dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Lipid
adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber energi dan merupakan
komponen struktural penyusun membran serta sebagai pelindung vitamin atau
hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid. Trigliserida
sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud
padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya
pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus mengetahui lemak
atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting dalam bahan pangan,
maka pada praktikum ini akan menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada
beberapa ppelarut
B. Tujuan
Untuk menguji kelarutan
berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senyawa yang
merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung
gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic
se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene (Salirawati et al,2007)
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri
dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan
fosfolipid ( Salirawati et al,2007)
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua
istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak
dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan
minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak,
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden &
fessenden, 1982)
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.
Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang
mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam
lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan
reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak
jenuh (Salirawati et al,2007).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan
lipid yang meliputi analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya
adalah sebagai berikut:
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini terdiri atas
analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam
pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran
pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid
tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
UJI ACROLEIN
Uji kualitatif lipid
lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam
bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau
akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji
keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan
agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap
putih.
UJI KEJENUHAN PADA LIPID
Uji ketidakjenuhan
digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak
jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini
digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform
sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi
tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan
warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan
dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak
jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif
ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak,
lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali
pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada
uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah
muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah
mereduksi pereaksi iod huble.
UJI KETENGIKAN
Uji kualitatif lipid
lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang
sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid.
Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas
saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai
penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang
berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya
yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan
hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada
tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu 2007).
UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji Salkowski merupakan
uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol.
Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama
ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan
kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat
berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh 2008).
UJI LIEBERMAN BUCHARD
Uji Lieberman Buchard
merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah
mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam
campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol
dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat
ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme
yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam
campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk
ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif (WikiAnswers 2013). Reaksi
positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna
pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan pada umumnya
berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari tumbuhan
berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung
asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak
yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi
dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi
adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan
rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Bahan
dan Alat
Bahan :
1.
Asam-asam
Lemak : - Asam oleat
-
Asam
stearat
2.
Lemak
dan Minyak : - Minyak kelapa
-
Minyak
kedele
-
Mentega
putih
-
Mentega
-
Margarine
3.
Pelarut
: - Air
-
Alcohol
-
Clor
-
Kloroform
-
Aseton
Alat : - tabung reaksi
-
Pipet
ukur
-
Pipet
tetes
-
Spatula
B. Prosedur
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Pelarut
|
Lemak/minyak
minyak
kelapa
minyak sawit
mentega putih
margarine
asam oleat
minyak kelapa
minyak sawit
mentega putih
margarine
asam oleat
|
Hasil
|
Keterangan
|
|
1.
|
|
Tidak
larut, terdapat fase terpisah berwarna putih pucat dan bening
Tidak
larut, terdapat fase terpisah berwarna putih dan kuning pucat
Tidak
larut, terdapat endapan berwarna putih dan air berwarna keruh
Tidak
larut, terdapat endapan kuning dan air berwarna bening
Tidak larut, terdapat fase
terpisah berwarna putih dan kuning
|
|
||
2.
|
Alkohol
|
Tidak
larut, terdapat fase terpisah berwarna putih pucat dan bening
Tidak
larut, terdapat fase terpisah berwarna putih dan kuning pucat
Tidak larut,
terdapat endapan berwarna putih dan air berwarna keruh
Tidak
larut, terdapat endapan kuning dan air berwarna putih
Tidak larut, terdapat
endapan berwarna kuning
|
|
||
3.
|
Aseton
|
minyak kelapa
minyak sawit
mentega putih
margarine
asam oleat
|
Terlarut,
berwarna kuning
Terlarut,
berwarna putih keruh
Tidak
larut, terdapat endapan berwarna putih dan air berwarna agak bening
Tidak
larut, terdapat endapan berwarna kuning dan air berwarna kuning
Terlarut, berwarna kuning
|
|
|
|
|
||||
|
B. Pembahasan
Pada praktikum
kali ini, pelarut yang digunakan adalah aquades, alkohol, aseton. Dan yang termasuk pelarut organik
polar adalah air/aquades.
Sedangkan alkohol merupakan pelarut yang bersifat semi polar. Sedangkan sampel yang digunakan pada
praktikum kali ini terdiri dari beberapa jenis lemak dalam bahan pangan yaitu mentega putih, minyak kelapa, minyak
sawit, margarine, asam oleat. Salah satu jenis minyak yang bersumber dari
bahan nabati yaitu minyak kelapa. Serta salah satu jenis lemak tak jenuh yang banyak dikandung dalam minyak zaitun yaitu asam oleat.
Asam oleat
merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat dalam trigliserida dan
memiliki satu ikatan rangkap. Dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa asam oleat tidak larut dalam air dan alkohol namun larut di dalam aseton. Hal ini disebabkan karena asam
oleat merupakan asam lemak tidak jenuh dan hanya memiliki satu ikatan rangkap,
sehingga mudah larut dalam pelarut organik yaitu eter, klorofom, aseton. Karena
dalam referensi telah disebutkan bahwa minyak dan lemak yang tidak jenuh lebih
mudah larut dalam pelarut organik.
Pada hasil
pengamatan menunjukkan bahwa semua sampel yang dilarutkan dalam pelarut aquades
tidak ada yang larut. Di dalam referensi
dikatakan bahwa yang cenderung lebih larut dalam air disebut memiliki sifat
yang polar dan sebaliknya yang cenderung lebih larut dalam pelarut organik
disebut non-polar. Sehingga lipid tidak
bisa larut dalam air karena air memiliki sifat yang polar.
Pada hasil pengamatan dari pelarut
aseton menunjukkan bahwa minyak kelapa, minyak sawit dan asam oleat larut,
sedangkan margarine dan mentega putih tidak larut dalam asam oleat.
Sedangkan hasil pengamatan pada pelarut alkohol tidak ada
yang larut. Di dalam referensi disebutkan bahwa minyak dan lemak hanya sedikit
yang larut dalam alkohol, terutama minyak dengan berat molekul rendah. Karena
alkohol merupakan pelarut yang semi polar.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan uji
kualitatif lipid yang bertujuan Untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang
mengandung lipid pada beberapa pelarut dapat disimpulkan dari data pengamatan
bahwa :
ü
Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua sampel yang
dilarutkan dalam pelarut aquades tidak ada yang larut. lipid tidak bisa larut dalam air karena air
memiliki sifat yang polar.
ü Pada
pelarut alkohol tidak ada yang larut. Di dalam referensi disebutkan bahwa
minyak dan lemak hanya sedikit yang larut dalam alkohol, terutama minyak dengan
berat molekul rendah. Karena alkohol merupakan pelarut yang semi polar
ü
Pada hasil pengamatan
dari pelarut aseton menunjukkan bahwa minyak kelapa, minyak sawit dan asam
oleat larut, sedangkan margarine dan mentega putih tidak larut dalam asam
oleat.
B. Saran
1.
ketersediaan alat dan bahan yang
diperlukan kurang banyak,
harusnya memadai agar praktikum
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang sudah di jadwalkan.
2.
Kuis
seharusnya diadakan setelah praktikum selesai.
3.
Kesulitan
kami saat membuat laporan adalah ketika lampiran foto, seharusnya untuk
praktikum selanjutnya harus ada pengkoordinir foto praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, RJ
dan Joan F. 1986. Kimia Organik.
Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik edisi
keenam. Jakarta : Erlangga.
Lehninger, A.L.
1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Pramarsh.
2008. Test for cholesterol. http://www.planetayurveda.com/cholesterol_remedies. (diakses
pada 9 Juni 2013 pukul 13:24)
Salirawati
et al. 2007 .belajar
kimia menarik. Jakarta: Grasindo
sangat bermanfaat =)
ReplyDeletetrima kasih pengetahuan.y :D
ReplyDeleteTerimakasih kak,,sangat bermanfaat infonya :) :)
ReplyDeleteDesain blog kakak bagus,,nggak ngebosenin,,hhehe