LAPORAN KIMIA DASAR II
ACARA 6
UJI KUALITATIF
PROTEIN
Oleh :
Fika Puspita
(A1M012001)
Rombongan 1
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protein merupakan senyawa terpenting
penyusun sel hidup, yang terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan,
hewan maupun tubuh kita. Protein sangat penting bagi makhluk hidup, antara lain
sebagai sumber energi, mensintesis atau memperbaiki jaringan yang rusak, alat
transport, melindungi kita dari berbagai penyakit, dan sebagai enzim yang
mengkatalis berbagai reaksi metabolisme.
Protein
merupakan salah satu contoh polimer alam yang mempunyai struktur paling kompleks
diantara contoh polimer alam lainnya, misalnya: karbohidrat dan lemak. Molekul
– molekul pada protein mempunyai bobot molekul yang tinggi, misalnya pada
albumen pada telur yang mempunyai berat molekul(BM) yang tinggi yaitu 40.000 –
45.000.
Molekul Protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan kadang sulfur dan fosfor, serta juga jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Molekul protein yang besar
menyebabkan protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas
biologisnya. Banyak agensai yang dapat menyebabkan perubahan sifat alamiah
protein, misalnya panas, asam, basa, solven organic, garam, logam berat, dan
radiasi sinar matahari. Sedangkan untuk perubahan fisik yang mudah diamati
adalah penjedalan.
Protein dapat dianalisis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, secara kuantitatif protein dapat dianalisis
dengan cara uji kjeldahl(untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung) dan uji dumas.,Sedangkan secara kualitatif
protein dapat dianalisis dengan cara biologis, PER(Protein Efficiency Ratio),
NPU(Net Protein Utilization), NDpCal ,uji biuret, dsb.
Untuk itu
pada pratikum ini kami ingin menguji atau mengidentifikasi
protein dengan uji biuret. Prinsipnya adalah senyawa CuSO alkalia akan
membentuk senyawa kompleks dengan protein. Reaksi ini terjadi pada ikatan
peptida yang terdapat dalam molekul. Intensitas warna menunjukan jumlah ikatan
peptida yang terdapat dalam molekul protein. Selain itu akan diamati juga
mengenai absorpsi ultra violet dari protein dan asam amino dan pada pratikum ini kami menggunakan sampel putih
telur.
B. Tujuan
Untuk menguji kualitatif
protein dengan menggunakan uji biuret.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Istilah protein
diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia Belanda bernama Mulder, yang
merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam
protein secara sistematik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan inti dari
protein dalam sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios,
yang berarti “bertingkat pertama”. Protein merupakan makromolekul yang menyusun
lebih dari separuh bagian dari sel.Protein menentukan ukuran dan struktur sel,
komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai
reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian
biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim. Semua jenis
protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis
protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein
terdapat baik pada membrane plasma maupun membran internal yang menyusun
organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi
dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-protein yang
terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim banyak terdapat di
dalam sitoplasma dan sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel.
Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada
di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil.
Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya
yang mengandung N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21- 23,50%), S
(0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), dan S
kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan
demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan
jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada
dalam bahan makanan atau bahan lain (Sudarmaji, 1989)
Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu asam
amino.. Hidrolisis menghasilkan asam-asam amino-α dengan konfigurasi-(L) pada
karbon α. Asam-asam amino menjalani suatu reaksi asam basa dalam dan
menghasilkan ion dipolar. Denaturasi adalah kerusakan ikatan-ikatan hidrogen
dan karena itu pula kerusakan struktur-lebih tinggi dari protein itu. Enzim
adalah protein yang menghasilkan reaksi kimia. Enzim bersifat efisien dan
spesifik dalam kerja katalitiknya.(Fessenden. 1989)
Enzim yang pada hakikatnya adalah protein , berfungsi
sebagai katalis dalam reaksi kimia di dalam sistem hayati. Molekul pereaksi
dalam perubahan hayati disebut substrat. Contoh peristiwa hayati yang
zimogennya harus diubah menjadi enzim aktif ialah pada pencernaan protein dan
pembekuan darah.(Antony dan Michael. 1992)
Protein mengandung asam
amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan
endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya
akan berubah menjadi lebih tua atau jingga.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat
bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air,
asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila
protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal
(terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi
molekul-molekul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik
dan konstanta dielektrik pelarutnya (Jalip. 2008).
Asam amino adalah blok bangunan yang
digunakan untuk membuat protein dan peptida. Asam amino terdiri dari gugus
amino, sebuah gugus karboksil, sebuah atom hydrogen, dan gugus R yang merupakan
rantai cabang. Asam amino berkonfigurasi α dan konfigurasi L, hanya konfigurasi
L yang merupakan komponen protein (Winarno. 2008)
Apabila ditinjau dari segi
pembentukannya asam amino dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu asam amino
yang tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber
protein (asam amino essensial) dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh
disebut asam amino non essensial. Asam amino juga dapat dibagi dalam beberapa
kelompok menurut strukturnya yaitu asam amino dengan rantai samping yang : (1)
merupakan rantai karbon yang alifatik, (2) mengandung gugus hidroksil, (3)
mengandung atom belerang, (4) mengandung gugus asam atau amida, (5) mengandung
gugus basa, (6) mengandung cincin aromatik, (7) membentuk ikatan dengan atom N
pada gugus amino. Berikut ini adalah beberapa jenis asam amino yang terdapat
dalam protein, antara lain glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, prolin,
fenilalanin, tirosin, triptofan, serin, treonin, sistein, metionin, glutamine,
asparagin, asam glutamate, aspartat, lisin, arginin, histidin. Ada pula
beberapa jenis asam amino yang tidak terdapat dalam protein, antara lain
ornitin, homosistein, homoserin, sitrulin, 3,5-diodotirosin,
3,4-dihidroksilfenilalanin (Poedjiadi. 2009).
Protein merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari
polimerisasi asam-asam amino yang terkait satu sama lain melalui ikatan
peptida.(-CO-NH-). Protein memainkan peranan penting dalam sisten kehidupan,
digunakan untuk dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain,
pergerakan dan pertahanan melawan substansi lain. Struktur protein terbagi 3
macam yaitu sekunder,tersier dan kuartener. Berdasarkan bentuk molekulnya,
protein terbagi menjadi 2 yaitu protein fibrosa, yaitu protein yang bentuknya
memanjang. Contohnya : kolagen myosin, keratin dan fibrin; protein globuler
yaitu protein yang rantai polipeptidanya melingkar sehingga bentuk meolekulnya
membulat. Misalnya albumin, globulin, protein, enzim dan protein hormon.
Berdasarkan elemen penyusunnya protein menjadi 2 yaitu protein sederhana dan
protein majemuk.
Uji kualitatif dapat dilakukan berdasarkan uji warna atau
pengendapan. Berikut adalah uji protein, seperti :
o
Uji
Ninhidrin :uji paling umum untuk menentukan adanya protein dari suatu bahan.
Semua asam amino dan peptida yagn mengandung gugus α-amino bebeas memberikan
reaksi ninhidrin positif dengan menunjukkan reaksi terbentuknya warna biru
sampai ungu.
o
Uji
Biuret : uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya ikatan
peptida yang membentuk suatu protein. Uji positif ditandai dengan munsulnya
warna merah muda sampai ungu. Pada uji biuret berfungsi untuk menguji
kandungan protein dalam suatu zat (makanan). apabila setelah ditetesi biuret,
makanan atau sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna
ungu. Pada uji biuret tidak spesifik terhadap protein
dikarenakan semua Cu2+ dapat berikatan dengan amida bukan hanya protein
(Winarno 1992)
o
Uji
reduksi Sulfur : untuk mengetahui suatu protein yang mengandung asam amino
dengan atom S, misalnya cystein dan methionin. Pada uji ni dalam suasanan
basa,Pb asetat aka bereaksi dengan S dari asam amino membentuk garam PbS
berwarna hitam.
o
Uji
Xantoprotein : uji umum untuk mengetahui protein dengan asma amino dengan
cincin benzena, misalnya Tyrosin, Fenilanin dan Tritopfan. Apabila dipanaskan
dehan HNO3 pekat akan dihasilkan endapan putih yang segera berubah
mejadi kuning tua. Penambahan alkali atau amonia pekat mengubah warna zat
menjadi jingga.
o
Uji
Millon Nasse: untuk mengetahui adanya asam amino Tyrosin. Tetapi tidak terlalau
spesifik karena fenoljuga memberikan uji positif. Pereaksi Millon Nasse berisi
merkuri dan ion merkuri dalam asam nitrat dan asam nitrit. Warna merah yang
terbentuk adalah garam merkuri dan Tyrosin yang ternitrasi.
o
Uji
Pengendapan oleh Logam : garam logam seperti Ag, Pb dan Hg akan membentuk
endapan logam proteinat. Ikatan amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam,
sehingga protein mengalami denaturasi.proses deanturasi tersebut akan
menimbulkan endapan.(Elisabeth, 2010)
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Bahan
dan Alat
Bahan :
o
Larutan
putih telur
o
Larutan
10% KOH atau larutan 40% NaOH
o
Larutan
0,1 % CuSO4
Alat :
o
Tabung
reaksi
B. Prosedur
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Sampel
|
Penambahan 40% NaOH 2 ml
|
Penambahan 0,1 % CuSO4
|
Ket.
|
Gambar
|
1
|
Putih telur
|
2 ml = terjadi koagulasi pada putih telur.
|
15 tetes = terjadi perubahan warna
|
Warna berubah menjadi warna ungu
|
|
B. Pembahasan
Uji
biuret yang adalah
pengujian paling
umum digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk
suatu protein. Uji positif ditandai dengan munsulnya warna merah muda sampai
ungu. Pada uji biuret
berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan). apabila
setelah ditetesi biuret, makanan atau sari makanan yang mengandung protein akan
berubah menjadi berwarna ungu
Pada hasil
pengamatan yang di lakukn di laboratorium kami menggunakan sampel putih telur, Pada uji biuret, awalnya larutan putih telur berwarna
putih, kemudian ketika ditambahkan dengan 10% KOH, larutan berubah menjadi
berwarna putih memudar yang tidak teratur, setelah itu ketika ditambahkan
dengan 15 tetes CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna ungu. Dalam
hal ini terbentuknya warna ungu
menunjukkan bahwa pada larutan putih telur tersebut mengandung protein dan memiliki ikatan peptide.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Larutan putih telur yang di
tambahkan 40% NaOH 2 ml dan Penambahan 0,1 % CuSO4 menghasilkan perubahan Warna
menjadi warna ungu. Ini berarti Pada
uji biuret, awalnya larutan putih telur berwarna putih, kemudian ketika
ditambahkan dengan 10% KOH, larutan berubah menjadi berwarna putih memudar yang
tidak teratur, setelah itu ketika ditambahkan dengan 15 tetes CuSO4,
larutan berubah menjadi berwarna ungu. Dalam hal ini
terbentuknya warna ungu menunjukkan
bahwa pada larutan putih telur tersebut mengandung protein dan memiliki ikatan peptide.
B. Saran
1.
Seharusnya
setelah pratikum selesai setiap kelompok per acara menjelaskan sedikit
kesimpulan dari percobaannya agar laporan per acara bisa lebih mudah dipahami
2.
ketersediaan alat dan bahan yang
diperlukan kurang banyak,
harusnya memadai agar praktikum
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang sudah di jadwalkan.
3.
Kuis
seharusnya diadakan setelah praktikum selesai.
4.
Kesulitan
kami saat membuat laporan adalah ketika lampiran foto, seharusnya untuk
praktikum selanjutnya harus ada pengkoordinir foto praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Antony, Wilbraham. Michael, Matta. 1992. Pengantar
Kimia Organik dan Hayati. Bandung :ITB.
Fessendden, Ralph. Dan Fessenden, Joans. 1989. Kimia Organik Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.
Jalip, I.S.
2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik.
Jakarta : Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada.
Kristiani, E.
B. E. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga : UKSW.
Poedjiadi,
A. 2009. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
Sudarmaji, S,
dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberty
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT.
Gramedia.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.
No comments:
Post a Comment