-->

Friday, July 5, 2013

Laporan Pembuatan Larutan

LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA 8
PEMBUATAN LARUTAN


Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Rombongan 1


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer
Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi.

B.    Tujuan
o   Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.
o   Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada; larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994)
         Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut
Pelarut
Contoh
Gas
Gas
Udara, semua campuran gas
Gas
Cair
Karbondioksida dalam air
Gas
Padat
Hydrogen dalam platina
Cair
Cair
Alcohol dalam air
Cair
Padat
Raksa dalam tembaga
Padat
Padat
Perak dalam platina
Padat
Cair
Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).



Satuan konsentrasi
Lambang
Nama
Definisi
Satuan Fisika
% w/w
Persen berat
% v/v
Persen volume
% w/v
Persen berat volume
Ppm
Parts per million
Ppb
Parts per billion
Satuan kimia
X
Fraksi mol
F
Formal
M
Molal
N
Normal
m Eq
Mili ekuivalen
Seper seribu mol larutan
Osm
Osmolar
M
Molar

(Achmad, 2001)
1.     Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam  larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2.     Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi satu liter.
3.     Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.
4.     Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.  Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.

Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml (syukri, 1999).
Pengenceran
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute (Anonim, 2008).

Rumus pengenceran menurut
(Gunawan, 2004) yaitu :
M1V1=M2V2
Yang mana M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan
Penentuan % b/b, %b/v dan %v/v
Menyatakan persen larutan, rumusnya yaitu : b/b, b/v, v/v. rumus pengenceran menurut Umi (2004) yaitu :
Persentase berat per berat (% b/b) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
%b/b = x100%.
Persentase berat per volume (% b/v) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %b/v umumnya untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair.
%b/v = x100%.
Persentase volume per volume (% v/v) adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair.
%v/v= x100%.



BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Bahan dan Alat
Percobaan 1. Membuat larutan NaCl 0,1M , Larutan 0,02M C11H22O11, dan larutan 0,2 M C6H1206
Bahan :
-        NaCl (garam dapur)
-        C6H12O6 (glukosa)
-        C11H22O11 (sukrosa/ gula pasir)
  Alat :
-        Gelas kimia
-        Labu Volumetric
-        Pipet Volume
-        Gelas Ukur
-        Kaca Arloji
-        Batang Pengaduk
-        Neraca Analitik
-        Corong Kaca
Percobaan 2. Membuat larutan dengan pengenceran
Bahan :
-        NaCl (garam dapur)
-        C6H12O6 (glukosa)
-        C11H22O11 (sukrosa/ gula pasir)
  Alat :
-        Gelas kimia
-        Labu Volumetric
-        Pipet Volume
-        Gelas Ukur
-        Kaca Arloji
-        Batang Pengaduk
-        Neraca Analitik
-        Corong Kaca        

B.    Prosedur
Percobaan 1. Membuat larutan NaCl 0,1M , Larutan 0,02M C11H22O11, dan larutan 0,2 M C6H1206
Percobaan 2. Membuat larutan dengan pengenceran


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil­
Percobaan 1. Membuat larutan NaCl 0,1M , Larutan 0,02M C11H22O11, dan larutan 0,2 M C6H1206
NaCl
C11H22O11
C6H1206

1.     Larutan 0,1 M NaCl
Mr NaCl          = 58,44
V                     =  = 0,05 L
N                     = 0,1 x 0,05
                        = 0,005
Gram   = 0,005 x 58,44
            = 0,2922 g

2.     Larutan 0,02M C11H22O11
Mr C11H22O11 = 330
N                     = 0,02 x 0,05
                        = 0,001
Gram   = 0,001 x 330
            = 0,33 g

3.     Larutan 0,2 M C6H1206
Mr C6H1206     = 330
N                     = 0,02 x 0,05
                        = 0,001
Gram   = 0,001 x 330
            = 0,33 g
Percobaan 2. Membuat larutan dengan pengenceran
Gambar pengenceran
NaCl
C11H22O11
C6H1206
Perhitungan 
NaCl
C11H22O11
C6H1206
M1 = 0,1 M
M1 = 0,02 M
M1 = 0,2 M
V1 = 0,01 L
V1 = 0,01 L
V1 = 0,01 L
M2 = ?
M2 = ?
M2 = ?
V2 = 0,1 L
V2 = 0,1 L
V2 = 0,1 L

Ø  Nacl
M1 x V1          =          M2 x V2
0,1 x 0,01        =          M2 x 0,1
0,001               =          0,1 M2
            M2      =          0,01 M

Ø  C11H22O11
M1 x V1          =          M2 x V2
0,02 x 0,01      =          M2 x 0,1
0,0002             =          0,1 M2
            M2      =          0,002 M

Ø  C6H1206
M1 x V1          =          M2 x V2                     
0,2 x 0,01        =          M2 x 0,1
0,002               =          0,1 M2
            M2      =          0,02 M





B.    Pembahasan
Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya terlebih dahulu. Dalam menghitung konsentrasinya dapat dinyatakan dengan molalitas, molaritas, normalitas dan lain sebagainya. Sebelum dapa menghitung konsentrasi terlebih dahulu kita perlu menentukan masa atom relative, massa molekul relative, volum dari pelarut massa larutan tersebut. Dalam pembuatan larutan juga perlu menggunakan ketelitian yang tinggi karena jika terjadi kesalahan yang kecil saja larutannya tidak akan menjadi larutan yang diinginkan.
Proses pengenceran adalah mencampur larutan padat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Ada hal penting untuk pengamanan yang perlu diperhatikan jika suatu larutan/ senyawa pekat diencerkan. Kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Misalnya H2SO4 pekat. Agar panas itu hilang dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan senyawa kimia asam sulfat pekat dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian besar dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus ditambahkan sedikit demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda gris yang mengelilingi leher labu takar.
Pada praktikum ini saat kami mencoba membuat larutan dengan berbagai konsentrasi kami masih membutuhkan bimbingan asistetn prktikum dan kami sudah mendapatkan hasil saat membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11 membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g.
Lalu pada saat pengenceran berbagai konsentrasi untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M, untuk C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum pembuatan larutan ini kesimpulan yang didapat bahwa praktikan sudah mampu membuat larutan. Dimana nantinya akan berguna Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Dengan mendapatkan hasil saat membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11 membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g
Dan kami juga mampu Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi. Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M, untuk C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.
Saran
1.     Setelah praktikum seharusnya ada persentasi per acara agar mempermudah membuat laporan dalam pembahasan
2.     Harus ada pengkoordinir foto acara, agar mempermudah praktikum


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Anonim. 2008. Pelarutan dan Pengenceran. http://www.Anehnie.com /2009/07/pelerutan–dan –pengenceran.html. (diakses 13 Juni 2013 pukul 20:11)
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas Lambung Mangkurat.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika.

Karyadi, Grenny. 1994. Kimia 2. Jakarta: DEPDIKBUD.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitasn Indonesia

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

3 comments: