PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
BIDANG PERTANIAN
Sarana
produksi pertanian yang kita kenal selama ini adalah lahan, modal, tenaga kerja
dan teknologi. Satu sarana produksi yang sering dilupakan adalah informasi.
Informasi sangat menentukan keberhasilan usaha petani misalnya apakah usahanya
akan berhasil atau tidak, menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Informasi
berapa kebutuhan dan ketersediaan pasar terhadap komoditas tertentu akan
menentukan berapa jumlah komoditas tersebut harus diperoduksi oleh petani agar
usaha tersebut dapat menguntungkan.
Kemajuan teknologi dewasa ini membawa kita
kepada dunia global termasuk dibidang informasi. Globalisasi informasi dewasa
ini tidak lagi hanya diartikan sebagai arus komunikasi massa dalam arti sekedar
penyebarluasan siaran televisi dan hiburan saja, namun sudah mencakup perluasan
arus informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong perluasan
cakrawala informasi dan wawasan manusia.
Dalam arti yang lebih luas globalisasi
ini merupakan suatu transformasi sosial budaya dengan lingkup global. Dalam
kaitan dengan globalisasi ini maka kata Internet menjadi suatu fenomena baru
yang sering menjadi topik pembicaraan di akhir abad ke 20 ini. Dengan internet,
dunia saat ini seakan menjadi begitu kecil. Hanya dalam hitungan detik kita
dapat menerima pesan yang dikirim orang dari jarak ribuan kilometer dan
demikian pula sebaliknya. Kehadiran teknologi ini tentunya tidak bisa
dibendung. Suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus menghadapinya.
Disamping menawarkan jasa informasi, teknologi ini mampu menawarkan lapangan
pekerjaan bagi orang yang menekuninya. Untuk bisa terlibat atau menjadi anggota
masyarakat global tersebut tidak ada jalan lain kita harus mempelajarinya
disamping mempersiapkan kepribadian dan mental. Hal ini penting karena selain
internet banyak menawarkan manfaat namun juga membawa hal-hal yang negatif
seperti pornografi, informasi yang menyesatkan dan lain-lain.
E-mail dan Web adalah aplikasi yang paling
banyak dipakai di internet. E-mail dimanfaatkan untuk berkirim surat secara
elektronik dengan cara mengetik surat dikomputer yang kemudian dikirim kepada
mitra kita yang juga terhubung ke internet. Sedangkan Web adalah aplikasi yang
menyerupai sebuah pasar swalayan yang sangat besar dimana didalamnya ditawarkan
segala macam informasi baik yang dapat diambil secara gratis maupun harus
dibeli.
Kemudian apakah internet ini juga akan
menyentuh dunia pertanian Indonesia? Seharusnya ya. Karena kalau tidak maka
dunia pertanian kita akan ketinggalan. Pertanian yang selama ini berkembang
secara tradisional seharusnya segera berubah seiring dengan perkembangan jaman
menjadi pertanian yang berkebudayaan industri. Dengan pertanian berkebudayaan
industri maka kedudukan informasi menjadi penting, sehingga pertanian kita bisa
dijalankan dengan analisis pasar yang benar. Membanjirnya komoditas yang
ditanam oleh para petani tidak akan terjadi lagi seperti masa lalu. Demikian
juga terjadinya fluktuasi harga komoditas pertanian tidak akan terjadi lagi
bila pertanian dijalankan dengan analisis pasar yang benar.
A. Fungsi
Internet
Internet adalah sebuah teknologi yang penting
dan dibutuhkan untuk mengakses segala informasi berharga dari berbagai belahan
dunia. Saat ini, internet dipandang sebagai jaringan komputer terbesar di
dunia. Internet dapat diartikan sebagai kumpulan dari jaringan-jaringan
komputer, baik skala besar maupun kecil, yang dihubungkan oleh jaringan
komunikasi dan meliputi seluruh dunia. Jadi secara singkat, internet adalah : “Hubungan
antar komputer dan jaringan komputer yang saling berjauhan untuk berbagi data
dan informasi satu sama lainnya.”
Terdapat banyak manfaat yang bisa didapatkan
dari internet, dan oleh karena itu dianjurkan bagi setiap orang untuk berlatih
menggunakan internet dengan efisien dan efektif. Segala dampak negatif internet
dapat diatasi dengan berbagai cara, dan untuk itu kita juga perlu belajar
bagaimana cara terbaik mengantisipasinya.
B. Teknologi
informasi dan komunikasi dalam bidang pertanian
Dalam era globalisasi yang semakin menguat,
penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi dan Informasi merupakan keharusan yang
tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah
membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya
keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan
untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh
manfaat dari padanya.
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan
faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Teknologi informasi mempunyai tiga peranan
pokok:
Instrumen dalam mengoptimalkan proses
pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan
kepada masyarakat.
Produk dan jasa teknologi informasi merupakan
komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan,
dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk
industry telematika.
Teknologi informasi bisa menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang
menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.
Kesadaran pentingnya Teknologi Komunikasi dan
Informasi yang biasanya disebut ICT (Information and Communication Technologi),
bukan hanya monopoli kalangan pengusaha besar saja tetapi juga bertumbuh di
kalangan pengusaha kecil dan kekuatan-kekuatan masyarakat lain, seperti
Koperasi, Kelompok Tani, dan Masyarakat biasa. ICT diyakini berperan penting
dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga mampu mendorong
percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Teknologi juga memegang peranan penting dalam
pengembangan pertanian. Teknologi dimafaatkan dalam tiga cabang utama pertanian
yaitu penanaman, peternakan, dan perikanan.Salah satu contoh Teknologi
Informasi Komunikasi yaitu internet. Internet menyajikan dunia secara tanpa
batas. Lewat sarana inilah diharapkan dapat digunakan untuk mencari segala
informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh masyarakat desa untuk
meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui korespondensi dengan orang lain
atau perusahaan di berbagai penjuru dunia baik Informasi terkini maupun
informasi terlama bisa didapat dan dikirimkan dengan cepat. Selama ini masalah
yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan kurangnya informasi yang baru dan
tepat. Informasi dari internet berfungsi sebagai langkah awal untuk
menyelesaikan masalah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain.
Internet memberi informasi kepada para petani
dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca
dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal
kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk
mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur
dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak
dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa
mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Pengenalan internet bisa dimulai dari para
pemuka masyarakatnya. Para pemimpin tersebut perlu diyakinkan akan efektivitas
internet dalam membidik sasaran-sasaran pembangunan yang ditetapkan. Dengan
demikian manfaat internet dapat cepat disebarluaskan kepada masyarakat banyak
melalui para pemuka masyarakat tersebut. Struktur masyarakat perdesaan tersusun
dalam kelompok-kelompok, baik itu kelompok usaha, kesenian, ataupun kelompok
social lainnya, yang masing-masing mempunyai pemimpinnya. Para pemuka
masyarakat dapat diberdayakan untuk menunjukkan manfaat internet bagi setiap
kelompoknya. Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui kampanye lokal,
pelatihan-pelatihan dan proyek percontohan.
Dengan lancarnya arus informasi,
keterlambatan dan miskomunikasi mengenai penanaman, pemupukan, penyemprotan,
pemanenan, pengeringan, dan penjualan hampir tidak terjadi lagi. Koperasi dapat
mengetahui kebutuhan mingguan para petani secara akurat dan menjadwalkannya
dengan baik, musim panen dapat dirotasi, harga lebih stabil, sementara koperasi
dapat menjadi pengumpul dan pemasar hasil produksi langsung kepada konsumen
akhir. Peran tengkulak dan pengijon secara bertahap dieliminasi.Harapannya TIK
ini dapat digunakan oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para
petani di dunia agar produktivitas padi mereka meningkat, dan dijadikan
sebagai alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk
kesejahteraan hidupnya.
C. Penggunaan
komputer untuk pertanian
Keberadaan konsumen selalu penting bagi
produsen, untuk memahami konsumen dan bagaimana cara terbaik untuk pasar mereka
dengan kemajuan teknologi yang signifikan selama dua dekade, kini pemasar
dihadapkan dengan lebih banyak alternatif dan memahami bagaimana menyusun kebijakan
promosi, namun apa yang diharapkan ternyata lebih sulit. Industri pertanian
(sektor yang penting di seluruh dunia) memiliki pengecualian. Di Amerika
Serikat ada sekitar 2,1 juta peternakan dengan nilai produksi melebihi $217
miliar dan biaya produksi melebihi $190 miliar. Pertanian memiliki peran yang
lebih menonjol. Meskipun sering disebut sebagai petani, maka produsen pertanian
adalah penjual dan sekaligus pembeli, dan penting untuk setiap bisnis yaitu
tentang target pasar yang besar untuk memahami bagaimana keputusan pembelian
yang dibuat dan apa yang diharapkan dari adanya komunikasi pemasaran. Pertanian
merupakan salah satu budaya industri tertua dan selalu berhadapan dengan banyak
perubahan.
Perhatian utama bagi produsen pertanian
selama sepuluh tahun terakhir di Amerika Serikat telah mengalami penurunan
besar terkait harga komoditas karena pengaruh global dan adanya Reformasi
Undang-Undang Federal (FAIR), yang pada tahun 1996. FAIR dimaksudkan sebagai
kontrol produksi dengan membatasi jenis dan jumlah produk yang dihasilkan.
Idenya adalah jika produksi pertanian melimpah akan menurunkan harga, dan
pelanggan akan membeli, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan permintaan.
Dalam kenyataannya, produk pertanian seperti makanan seringkali terjadi
penurunan harga, namun tetap tidak merangsang permintaan. Sementara itu untuk
produk pertanian plummeted, biaya operasional terus meningkat.
Keadaan ini membawa efek kombinasi, bahkan
jumlah produsen pertanian di Amerika Serikat menurun dari 6,8 juta (1935)
menjadi 2,1 juta (2004). Industri pertanian sebagai produsen telah dipaksa
untuk menyerap lebih banyak tagihan yang belum dibayarkan dengan profitabilitas
memburuk. Penurunan profit margin dan meningkatnya jumlah kegagalan ternak dan
menyebabkan pesimisme.
Kini strategi efisiensi lebih menjanjikan
yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor
dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system
(GPS), citra satelit dan bioteknologi. Yang menarik dalam kajian ini adalah
penggunaan internet dan peranan dalam pemasaran pada industri pertanian.
D. Peranan
internet bagi budaya industri pertanian
1. Sumber
Informasi
Internet adalah sumber informasi praktis yang
formal dan informal. Informasi dapat diakses setiap saat setiap hari. Sejumlah
situs pertanian, seperti DirectAg.com menyediakan prakiraan cuaca, harga
tanaman, jasa keuangan dan industri, serta berita umum lainnya. Internet juga
berfungsi sebagai sumber informasi informal, membawa produser yang memiliki
memiliki minat sama meskipun terpisah secara geografis. Melalui ruang chatting
dan email, produsen pertanian dapat membicarakan produktivitas kontrol hama atau
masalah lainnya dengan para ahli di lapangan. Internet memungkinkan untuk
interaksi sosial di antara produsen yang relatif terpencil dari satu sama lain.
2. Model Data Produktivitas
Sementara internet sebagai sumber informasi
umum, situs web yang lebih bersifat interaktif dan memungkinkan produsen untuk
input dan menyimpan informasi lapangan. Informasi ini dapat dikombinasikan
dengan cuaca dan pasar dalam memanfaatkan data secara canggih untuk menentukan
model seperti kontrol hama atau strategi pupuk. VantagePoint dan mPower3,
adalah dua dari situs web yang dirancang untuk membantu produsen meningkatkan
produktivitas lading
3. Pembelian
Supplies
Internet adalah sumber yang berharga untuk
membeli perlengkapan. Misalnya simpanan hingga 30% dapat dicapai oleh
pemotongan harga dari supplier dan distributor untuk produk-produk seperti
bibit, pupuk, dan perlindungan tanaman bahan kimia. Produsen kecil dan
independen yang tidak cukup memenuhi syarat volume ke dealer, secara bersama
potongan harga pada masing-masing dapat digabungkan untuk membeli kebutuhan
dengan produsen lainnya sehingga mendapatkan harga yang lebih baik.
4. Penjualan
Produk
Pertani tradisional dalam menjual produk ke
pasar, kadang-kadang harus menempuh perjalanan hingga ratusan kilometer dalam
upaya untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Ini sangat mahal dan memakan
waktu. Sebaliknya, Internet membuka pasar global sampai ke konsumen, bahkan di
daerah terpencil. Produsen memiliki akses harga produk yang lebih baik dan
konsumen mendapat harga terjangkau. Selain itu dapat menjaga sapi, kambing,
ayam, babi dan ternak lainnya dari infeksi hingga ke tempat pelelangan.
5. Penggunaan
internet oleh petani
Koneksi internet menyediakan berbagai fungsi
dan manfaat kepada produsen pertanian. Namun, menurut laporan oleh National
Agricultural Statistics Service Amerika Serikat, hanya sekitar setengah dari
produsen pertanian memiliki akses internet. Sementara laporan statistik
penggunaan internet berbeda-beda, dengan beberapa studi melaporkan penggunaan
biaya operasional rendah, dan laporan lain lebih tinggi. Sekitar 8 persen dari
produsen pertanian melakukan transaksi e-commerce (USDA-NASS Farm Komputer
Penggunaan dan Kepemilikan 2003), di sisi lain para produsen yang membeli atau
menjual on-line cenderung lebih besar.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
Internet dan tujuan yang digunakan mungkin berbeda-beda menurut jenis
operasionalnya. Misalnya, peternak akan lebih cenderung untuk membeli produk
pertanian yang lebih bersih daripada kedelai growers. Dari produsen melakukan
transaksi e-commerce, lebih dari 40 persen laporan pada pembelian tanaman, 33
persen membeli ternak dan 25 persen menjual ternak melalui Internet.
6. Keterbatasan
dan kendala penggunaan internet dalam pertanian.
Dengan
banyak keuntungan penggunaan internet dalam industri pertanian, sangat
mengejutkan bahwa ternyata banyak produsen pertanian tidak memanfaatkan
perangkat ini untuk menjalankan bisnis mereka menjadi lebih baik.
Apa yang mendorong keengganan dari beberapa
produsen pertanian untuk memanfaatkan internet, yaitu :
- “
Keterbatasan fisik (infrastruktur dan permodalan) dan non-fisik (SDM) maupun
kurangnya minat teknologi pada umumnya. Petani yang bergantung pada metode
produksi tradisional berserta peralatannya (petani di Jawa lebih suka membeli
sapi dibandingkan membeli traktor). Para produsen tidak menggunakan Internet
untuk alasan bahwa di ladang tidak ada komputer.
- Penelitian
di Amerika serikat menunjukkan bahwa hampir 60 persen dari petani menggunakan
komputer, hanya 48-50 persen menggunakan Internet, dan hanya 8 persen membuat
transaksi e-commerce.
- Produsen
yang menggunakan komputer namun tidak dapat terhubung ke internet karena
memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk mendapatkan akses di daerah pedesaan.
Saluran telepon di daerah pedesaan yang ”out of service” atau nirkabel dengan
biaya ribuan dolar, sungguh akses yang tidak mudah di beberapa daerah.
Faktor lain mungkin enggan untuk
menggunakan Internet karena keamanan dan privasi. Websites seperti VantagePoint
dan mPower3 membolehkan produsen produksi peternakan untuk menyimpan data
agregat peternakan, walaupun tetap rahasia, petani mungkin khawatir bahwa
secara teknis dapat diidentifikasi. Demikian juga, selalu ada kekhawatiran
tentang data keuangan dan nomor kartu kredit yang ditransfer melalui internet.
Terakhir, bahwa sistem distribusi tradisional dalam budaya industri pertanian
sangat berakar pada layanan pribadi dan interaksi ”face to face.”antara
produsen dan bayer.
7. Pemanfaatan teknologi internet dalam
budaya industry pertanian
Keberadaan
konsumen selalu penting bagi produsen, untuk memahami konsumen dan bagaimana
cara terbaik untuk pasar mereka dengan kemajuan teknologi yang signifikan
selama dua dekade, kini pemasar dihadapkan dengan lebih banyak alternatif dan
memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi, namun apa yang diharapkan
ternyata lebih sulit. Industri pertanian (sektor yang penting di seluruh dunia)
memiliki pengecualian. Di Amerika Serikat ada sekitar 2,1 juta peternakan
dengan nilai produksi melebihi $217 miliar dan biaya produksi melebihi $190
miliar. Pertanian memiliki peran yang lebih menonjol. Meskipun sering disebut
sebagai petani, maka produsen pertanian adalah penjual dan sekaligus pembeli,
dan penting untuk setiap bisnis yaitu tentang target pasar yang besar untuk
memahami bagaimana keputusan pembelian yang dibuat dan apa yang diharapkan dari
adanya komunikasi pemasaran. Pertanian merupakan salah satu budaya industri
tertua dan selalu berhadapan dengan banyak perubahan.
Perhatian utama bagi produsen pertanian
selama sepuluh tahun terakhir di Amerika Serikat telah mengalami penurunan
besar terkait harga komoditas karena pengaruh global dan adanya Reformasi
Undang-Undang Federal (FAIR), yang pada tahun 1996. FAIR dimaksudkan sebagai
kontrol produksi dengan membatasi jenis dan jumlah produk yang dihasilkan.
Idenya adalah jika produksi pertanian melimpah akan menurunkan harga, dan
pelanggan akan membeli, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan permintaan.
Dalam kenyataannya, produk pertanian seperti makanan seringkali terjadi
penurunan harga, namun tetap tidak merangsang permintaan. Sementara itu untuk
produk pertanian plummeted, biaya operasional terus meningkat.
Keadaan ini membawa efek kombinasi, bahkan
jumlah produsen pertanian di Amerika Serikat menurun dari 6,8 juta (1935)
menjadi 2,1 juta (2004). Industri pertanian sebagai produsen telah dipaksa
untuk menyerap lebih banyak tagihan yang belum dibayarkan dengan profitabilitas
memburuk. Penurunan profit margin dan meningkatnya jumlah kegagalan ternak dan
menyebabkan pesimisme.
Kini strategi efisiensi lebih menjanjikan
yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor
dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system
(GPS), citra satelit dan bioteknologi. Yang menarik dalam kajian ini adalah
penggunaan internet dan peranan dalam pemasaran pada industri pertanian.
MANFAAT
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KETAHANAN PANGAN
Istilah
teknologi informasi mulai populer diakhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya
istilah teknologi informasi biasa disebut teknologi komputer atau pengolahan
data elektornik (elektronik data processing). Teknologi informasi didefinisikan
sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software), computer, komunikasi, dan elektronik
digital.
Perkembangan teknologi komunikasi di
Indonesia selalu berjalan dari masa ke masa. Sebagai Negara yang sedang
berkembang, selalu mengadopsi berbagai teknologi informasi hingga akhirnya tiba
di suatu masa di mana penggunaan internet mulai menjadi “makanan” sehari-hari
yang dikenal dengan teknologi berbasis intenet (internet based technology).
Perkembangan teknologi informasi dalam bidang
pangan jelas dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan
di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan
varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan
pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan
saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan
penyakit dalam tubuh manusia.
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia. Secara internasional,
Ketahanan Pangan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang memungkinkan tiap
individu memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang bergizi, sehat dan aman
sehingga dapat menjalankan aktiivitas kehidupannya dengan optimal.
Undang-undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan mendefinisikan Ketahanan
Pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan
terjangkau. Meskipun memiliki perbedaan, terutama pada subjeknya, kedua
definisi di atas memperlihatkan betapa luasnya dimensi ketahanan pangan.
Ketersediaan pangan terkait dengan usaha
produksi pangan, distribusi dan perdagangan termasuk penyelenggaraan cadangan,
ekspor dan impor. Akses penduduk terhadap pangan terkait dengan kemampuan
produksi pangan di tingkat rumah tangga, kesempatan kerja dan pendapatan
keluarga. Dalam kaitan ini, pangan bukan hanya beras atau komoditas
tanaman pangan (padi, jagung, kedele), tetapi mencakup makanan dan minuman yang
berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan, baik produk primer maupun
turunannya.
Dengan demikian pangan tidak hanya dihasilkan
oleh pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga
oleh industri pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya
dalam jumlah tetapi juga keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro
(karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral); untuk
pertumbuhan, kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia.
sumber :
No comments:
Post a Comment